MASYA'ALLAH..!!! API DI BAWAH LAUTAN, BUKTI KEBENARAN (( AL-QUR'AN DAN HADITS ))

API DI BAWAH LAUTAN, BUKTI KEBENARAN AL-QUR'AN DAN HADITS


Alam semesta tidak hentinya menampakkan kekuasaan Allah dalam setiap detail keberadaannya. Bukti yang menguatkan bahwa manusia hanyalah seorang hamba yang lemah. Allah lah Sang Penguasa segala sesuatu di bumi. Semuanya terjadi sesuai kehendak-Nya, walaupun sering kali logika serta pengetahuan manusia susah menjangkaunya.

Beberapa waktu lalu, seperti ditulis bringislam, terjadi sebuah fenomena retakan di dasar lautan yang mengeluarkan lava. Lava ini menyebabkan air mendidih sampai suhunya lebih dari seribu derajat Celcius. Meskipun suhu lava tersebut luar biasa tingginya, ia tak dapat bikin air laut menguap, serta walaupun air laut ini berlimpah-ruah, ia tidak dapat memadamkan api. Allah SWT. berfirman :

“Ada laut yang didalam tanahnya ada api” (QS. Ath-Thur : 6).
Allah bersumpah dengan fenomena unik ini bahwa didalam laut memang benarlah terdapat api.


Bahkan Nabi SAW juga pernah bersabda :
“Tidak ada yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumrah atau orang yang berperang di jalan Allah. Sesungguhnya dibawah lautan terdapat api serta di bawah api terdapat lautan. ” (HR Abu Dawud)

Ulasan Hadits Nabi
Hadits ini sangat sesuai dengan sumpah Allah SWT dalam Al-Qur’an pada permulaan Surah Ath-Thur, dimana Allah berfirman :
“Demi bukit (Sinai), serta kitab yang ditulis ; pada lembaran yang terbuka ; serta untuk Baitul Ma’mur ; serta atap yang ditinggikan (langit), serta laut yang didalam tanahnya ada api, sebenarnya azab Tuhanmu tentu berlangsung, tak seseorangpun yang bisa menampiknya. ” (QS. Ath-Thur : 1-8)

Bangsa Arab, pada saat di turunkannya Al-Qur’an tak dapat menangkap serta mengerti isyarat sumpah Allah SWT untuk lautan yang didalam tanahnya ada api ini. Lantaran bangsa Arab (saat itu) cuma mengetahui arti “sajara” sebagai menyalakan tungku pembakaran sampai membuatnya panas atau mendidih. Hingga dalam persepsi mereka, panas serta air yaitu suatu hal yang bertentangan. Air mematikan panas sedang panas itu menguapkan air. Lantas bagaimana mungkin saja dua hal yang berlawanan bisa hidup berdampingan dalam satu ikatan yang kuat tidak ada yang rusak satu diantaranya?

Terlihat terang kalau gunung-gunung tengah samudera itu beberapa besar terbagi dalam bebatuan berapi (volcanic rocks) yang bisa meledak seperti ledakan gunung berapi yang dahsyat.
Persepsi sekian mendorong mereka untuk menisbatkan peristiwa ini sebagai momen di akhirat (bukanlah didunia riil). Terlebih di dukung dengan firman Allah SWT : “Dan jika lautan dipanaskan” (QS. At-Takwir 6).

Memanglah, ayat-ayat pada permulaan Surah At-Takwir menyaratkan beberapa momen futuristik yang bakal berlangsung di akhirat nantinya, tetapi sumpah Allah SWT dalam Surah Ath-Thur semua memakai bebrapa fasilitas empirik yang betul-betul ada serta bisa diketemukan dalam kehidupan kita (didunia).

Perihal ini pula yang mendorong beberapa pakar tafsir untuk mempelajari arti serta makna bhs kata kerja “sajara” terkecuali menyalakan suatu hal sampai membuatnya panas. Serta mereka nyatanya temukan arti serta makna lain dari kata “sajara, ” yakni “mala’a” serta “kaffa” (penuhi serta menahan). Mereka sudah pasti begitu senang dengan penemuan arti serta makna baru ini lantaran arti baru ini bisa memecahkan kemusykilan ini dengan pengertian baru kalau Allah SWT sudah memberi anugerah pada semuanya manusia dengan isi serta penuhi sisi bumi yang rendah dengan air sembari menahannya supaya tak meluap terlalu berlebih ke daratan.

Tetapi, hadits Rasulullah SAW yang tengah kita ulas ini singkatnya menyatakan kalau : Sebenarnya dibawah lautan ada api serta dibawah api ada lautan.

Sesudah Perang Dunia II, beberapa peneliti turun serta menyelam ke basic laut serta samudera dalam rencana mencari alternatif beragam barang tambang yang telah hampir habis cadangannya di daratan akibat konsumerisme budaya materialistik yang ditempuh manusia saat ini. Mereka dikagetkan dengan rangkaian gunung berapi (volcanic mountain chain) yang membentang berpuluh-puluh ribu km. di tengah-tengah semua samudera bumi yang lalu mereka sebut sebagai ‘gunung-gunung tengah samudera’. Dengan mengkaji rangkaian gunung-gunung tengah samudera ini tampak jelas kalau gunung-gunung tengah samudera tersebut sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang dapat meledak layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat melalui sebuah jaring retak yang sangat besar. Jaring retak ini dapat merobek lapisan
bebatuan bumi dan ia melingkupi bola bumi kita dengan cara sempurna dari semua arah serta terpusat


didalam dasar samudera serta sebagian lautan. sedang kedalamannya mencapai 65 km. Kedalaman jaring retak ini menembus lapisan bebatuan bumi secara penuh sampai menyentuh lapisan lunak bumi (lapisan bumi ketiga) yang memiliki unsur bebatuan yang begitu elastis, semi cair, serta mempunyai tingkat kepadatan serta kerekatan tinggi.

Bebatuan lunak ini didorong oleh arus muatan yang panas ke dasar semuanya samudera serta sebagian lautan sejenis Laut Merah dengan suhu panas yang melebihi 1. 000 derajat Celcius. Batuan-batuan elastis yang beratnya meraih jutaan ton ini mendorong ke-2 segi samudera atau laut ke kanan serta ke kiri yang lalu dimaksud oleh beberapa ilmuwan dengan “fenomena pelebaran basic laut serta samudera. ” Dengan selalu berlangsungnya sistem pelebaran ini, jadi bebrapa lokasi yang dihasilkan oleh sistem pelebaran itupun penuh dengan magma bebatuan yang dapat menyebabkan pendidihan di basic samudera serta sebagian basic laut.

Walau sebegitu banyak, air laut atau samudera tetaplah tak dapat memadamkan bara api magma itu. Serta magma yang begitu panas juga tak dapat memanaskan air laut serta samudera.

Satu diantara fenomena yang mengagetkan beberapa ilmuwan sekarang ini yaitu kalau walau sebegitu banyak, air laut atau samudera tetaplah tak dapat memadamkan bara api magma itu. Serta magma yang begitu panas juga tak dapat memanaskan air laut serta samudera. Keseimbangan dua hal yang berlawanan : air serta api diatas basic samudera bumi, termasuk juga di dalamnya Samudera Antartika Utara serta Selatan, serta basic beberapa lautan seperti Laut Merah adalah saksi hidup serta bukti riil atas kekuasaan Allah SWT yang tidak ada batas. Subhanallah…

Laut Merah umpamanya, adalah laut terbuka yang banyak alami guncangan gunung berapi dengan cara keras hingga sedimen basic laut ini juga kaya dengan bermacam type barang tambang. Atas basic pemikiran ini, dikerjakanlah proyek berbarengan pada Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia, Sudan, serta satu diantara negara Eropa untuk mengeksploitasi sebagian kekayaan tambang yang menggumpal di basic Laut Merah.

Kapal-kapal proyek ini melemparkan stapler barang tambang untuk menghimpun sampel tanah basic Laut Merah itu. Stapler pengeruk sampel tanah itu diangkat dalam batang air yang ketebalannya meraih 3. 000 m. Apabila stapler hingga ke permukaan kapal, tak ada seseorang juga yang berani mendekat lantaran begitu panasnya. Demikian di buka, jadi keluarlah tanah serta uap air panas yang suhunya meraih 3. 000 derajat Celcius. Dengan hal tersebut, telah dapat dibuktikan riil di kelompok ilmuwan kontemporer, kalau ledakan gunung vulkanik diatas basic tiap-tiap samudera serta basic beberapa laut jauh melebihi ledakan vulkanik sama yang berlangsung di daratan.

Lalu dapat dibuktikan juga dengan bermacam dalil serta bukti kalau semuanya air yang ada di bumi di keluarkan oleh Allah SWT dari dalam bumi lewat ledakan-ledakan vulkanik dari tiap-tiap moncong gunung berapi. Pecahan-pecahan susunan berbatu bumi menembus susunan ini sampai kedalaman spesifik dapat meraih susunan lunak bumi. Didalam susunan lunak bumi serta susunan bawahnya, magma vulkanik menaruh air yang beberapa puluh kali lipat semakin banyak di banding debet air yang ada di permukaan bumi.

Dari sini tampaklah kehebatan hadits Nabi SAW ini yang mengambil keputusan beberapa sebagian kenyataan bumi yang mengagetkan dengan sabda :

“Sesungguhnya dibawah lautan ada api serta dibawah api ada lautan. ”

Sebab sebagian kenyataan ini baru tersingkap serta baru dapat di ketahui oleh umat manusia pada satu tahun lebih paling akhir. Pelansiran sebagian kenyataan ini dengan cara detil serta begitu ilmiah dalam hadits Rasulullah SAW jadi bukti sendiri bakal kenabian serta kerasulan Muhammad SAW, sekalian menunjukkan kalau ia senantiasa tersambung dengan wahyu langit serta diberitahu oleh Allah Sang maha Pencipta langit serta bumi. Maha benar Allah yang menyebutkan :

“Dan tiadalah yang disampaikannya itu (Al Qur’an) menurut tekad udara nafsunya. Ucapannya itu tidak ada lain hanya wahyu yang diwahyukan (padanya), yang di ajarkan padanya oleh (Jibril) yang begitu kuat, Yang memiliki akal yang cerdas ; serta (Jibril itu) memperlihatkan diri dengan rupa yang asli, tengah dia ada di ufuk yang tinggi. Lalu dia mendekat, lantas jadi tambah dekat lagi, jadi jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lantas dia mengemukakan pada hamba-Nya (Muhammad) apa yang sudah Allah wahyukan” (QS. An-Najm : 3-10).

Wallahu ‘alam.
http://www.kabarterheboh.com/2016/03/api-di-bawah-lautan-bukti-kebenaran-al.html